Jateng,suakaindonesia.com - Kabupaten Semarang sering dikesankan sebagai daerah yang pertaniannya mulai surut karena perkembangan pemukiman, industri dan bangunan lain, oleh karena itu banyak orang beranggapan bahwa untuk memenuhi kebutuhan bahan pangannya Kabupaten Semarang sering mendatangkan dari Daerah lain. Ternyata pandangan itu adalah suatu Kabar miring atau tidak benar, buktinya hamparan sawah menghijau diselingi dengan padi menguning siap panen, ini tentu tidak terlepas dari dukungan dan kerja bareng pemerintah pusat dan daerah ditambah keinginan yang membajak dari para petani untuk tidak adanya impor karena mereka menyadari impor adalah ancaman buat mereka.
"Kita bisa saksikan sendiri. Banyak hamparan sawah yang siap panen. Dan saat ini, di mana-mana sedang dilakukan panen,” ujar Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) BPPSDMP Kementerian Pertanian, Heri Suliyanto, saat melakukan Panen padi jenis Ciliwung di Desa Rowobani, Kecamatan Banyubiru, Kamis (12/1).
Luas area padi yang siap panen, menurut Heri, menjadi bukti langsung bagi masyarakat bahwa stok beras di musim paceklik malah berlimpah, " Biasanya bulan November sampai Januari adalah musim paceklik bagi petani di seluruh Tanah Air, tapi tidak buat kami bahkan tidak buat kami paceklik, Minggu lalu saya panen di Kapuas Hulu Kalimantan Barat, di mana-mana juga panen. Indonesia saat ini sedang panen, sehingga tiada hari tanpa panen dan kita lupakan musim paceklik ", katanya.
Lebihlanjut Heri mengatakan, " Kegiatan panen dimusim paceklik di Jawa Tengah terus berlanjut bahkan semakin luas hamparan sawah yang di panen. Sesuai prediksi bahwa puncak panen raya akan terjadi pada bulan Januari –Februari 2018. Melihat panen yang terus berlanjut, membuat optimis bahwa produksi padi khususnya di Kabupaten Semarang masih mampu menyediakan beras untuk memenuhi konsumsi masyarakat. Sehingga pasokan beras cukup sekaligus harga beras stabil. Fenomena kekurangan pasokan beras yang biasanya terjadi di bulan Januari dan Februari tidak akan terjadi ".
" Terjaminnya produksi padi Kabupaten Semarang ini disebabkan karena Pemerintah Pusat dan Daerah benar-benar untuk terus menjamin bahkan meningkatkan produksi padi, misalnya, untuk mengantisipasi dampak paceklik, pemerintah telah menyalurkan bantuan cukup banyak ke petani, seperti pompa air, traktor dan benih berkualias, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, embung dan lainnya.
Pendampingan dan terjun kelapangan pun massif dilakukan untuk memantau perkembangan tanaman. Kementan bersama pemerintah daerah terus memberikan bimbingan dan pengawalan serta usaha peningkatan produksi dan peroduktifitas padi. Jadi proses produksi berjalan lancar, terkait hal ini, petani desa mengungkapkan bantuan pemerintah benar-benar membantunya. Bantuan berupa pompa air, benih dan traktor telah membuat tanaman padi berhasil dipanen dengan hasil yang meningkat ", pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Koodinator penyuluh Kabupaten Semarang Jawa Tengah, Iswanto, membenarkan petani di wilayahnya tidak mengalami paceklik bulan ini. Ia mengaku, panen padi akan terus berlangsung sampai awal Februari 2018. " Jadi, tidak ada paceklik. Yang ada justru kami lakukan panen, memasuki tahun 2018 Petani di desa Rowobani Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang menghasilkan 7,4 ton/ hektar, namun demikian masih dianggap kurang bagus, biasa varietas Ciliwung mampu menghasilkan sebanyak 9 ton/hektar. Penurunan ini disebabkan karena ada serangan hama wereng termasuk curah hujan yang tinggi ", ungkap Is sapaan akrab Iswanto sekaligus perwakilan dari Kepala Dinas Kabupaten Semarang.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Saepudin sebagai ketua kelompok Gemahripah yang tergabung dalam
Gapoktan Padi Serasi, Saepudin menambahkan bahwa, " Penghasilan dan lahan utama desa ini sebenarnya bukan hanya padi sawah, namun juga ikan yang diperoleh dari Rawapening yang memilik luas ratusan hektar, disamping ikan Rawapening juga mampu menghasilkan dan ratusan ton eceng gondok yang dimanfaatkan sebagai bahan untuk kerajinan tangan atau industri rumah tanggga seperti meubelair dan lampu - lampu dan lain lain ".
Masih terkait dengan Rawapening menurut Iswanto sangat mungkin kedepan dapat dimanfaatkan sebagai lahan untuk perluasan tanaman padi meskipun ada resiko yang kadang-kadang sering terjadinya pasang surut secara mendadak.
Reporter : Nopi Hidayat (Bule)