Pati, suakaindonesia.com - Kabupaten Pati merupakan bagian dari wilayah Jawa tengah yang banyak memiliki sejarah pada zaman kerajaan, Salah satunya di dukuh Dolle yang berada di Desa Muktiharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati, Untuk Dolle memiliki sejarah yang ada kaitannya dengan Kerajaan Majapahit.
Nah untuk berbicara tentang pintu gerbang Majapahit, tentunya akan disuguhkan sebuah seni peradaban yang tinggi, pada sejarah Nusantara yang kisahnya perlu kita ingat.
Dikarenakan, Pada jamannya bahwa Pintu kerajaan yang pernah menjadi pusat peradaban Nusantara mulai dari Raden Wijaya hingga Prabu Brawijaya 5, bahwa Majapahit sendiri mengalami kemunduran dan mulai hilang setelah kerajaan Islam berdiri di Demak dengan dukungan 9 wali yang sering disebut walisongo.
Tepat di depan pintu gerbang Majapahit ada bendera merah putih yang menjadi simbol dan lambang bahwa pintu gerbang Majapahit adalah warisan budaya Nusantara yang perlu dijaga, Sejarah singkat asal-usul Dukuh Dolle atau Rendole Menurut Mbah Sarni alias Mandor, bermula setelah pertikaian hebat sesama murid seperguruan Sunan Ngerang Antara Adipati Jepuro Tjokro Djoyo dengan Maling Kopo dan adiknya Maling Kentiri.
Setelah Tjoro Djoyo berhasil membunuh Maling Kopo dan adiknya Maling Kentiri, serta mengambil kembali Roroyono Istri Sunan Muria (Said Kusumastuti) dari tangan mereka, Tjokro Djoyo menagih janji kepada Sunan Ngerang yang akan merestui pernikahkan anaknya yang bernama Ronggojoyo dengan Putri kedua Sunan Ngerang yang bernama Roropujiwat, (ada juga yang menyebut Roropujiwati) adik dari Roroyono istri Sunan Muria.
Namun Roropujiwat mau menikah dengan Ronggojoyo asalkan Pintu Gerbang Mojopait dapat di pindah ke lereng Muria tempat pondok Sunan Muria,
Setelah permintaan tersebut disetujui, Ronggojoyo langsung bergegas untuk menuju Mojopahit untuk mengambil Pintu Gerbang Mojopahit.
Setelah permintaan tersebut disetujui, Ronggojoyo langsung bergegas untuk menuju Mojopahit untuk mengambil Pintu Gerbang Mojopahit.
Namun alangkah kagetnya Rongojoyo ternyata Pintu Gerbang yang dicari sudah tidak ada di tempat.
Ternyata, dikisahkan sebelum Sunan Muria menikah dengan Roroyono, ia pernah menjalin pernikahan dengan seorang putri bernama Dewi Sapsari dan menghasilkan satu anak bernama Raden Bambang Kebo Nyabrang, nama tersebut diambil karena Dewi Sapsari telah berjasa menyeberangkan Sunan Muria saat hendak mengunjungi lereng gunung muria.
Setelah tumbuh dewasa dan menjadi sosok pemuda yang sakti mandra guna,Raden Bambang Kebo Nyabrang yang panggilannya Kebo Nyabrang menemui Sunan Muria untuk minta pengakuan sebagai anak Sunan Muria, Tapi Sunan Muria tidak merasa mempunyai anak, karena pada waktu itu dirinya pergi cukup lama meninggalkan Dewi Sapsari ibu Kebo Nyabrang untuk Dakwah atau syiar agama islam.
Entah apa maksut hati Sunan Muria sehingga dirinya berujar kepada Kebo Nyabrang meminta sebuah permintaan yang sama dengan adik iparnya Roropujiwat untuk dibawakan Pintu Gerbang Mojopahit ke Lereng Muria.
"Kalau kamu dapat membawa pintu gerbang mojopahit ke muria kamu akan saya akui sebagai anak" kata Sunan Muria kepada Kebo Nyabrang.
Karena bentuk pengabian anak kepada bapak, Kebo Nyabrang akirnya menurut apa yang diperintahkan akhirnya mengambil Pintu Gerbang Mojopahit, Namun ketika memanggul Pintu Gerbang Majapahit Kebo Nyabrang terlibat.
Terjadilah Pertengkaran atau perseteruan hebat dengan Ronggojoyo untuk merebutkan Pintu Gerbang Mojopahit yang memang sudah lama keberadaannya dicari oleh Ronggojoyo, perseteruan tersebut terjadi di sekitar wilayah yang saat menjadi Dukuh Sekar Kurung Desa Muktiharjo.
Perseteruan untuk memperebutkan Pintu Mojopahit antara dua pemuda tersebut akhirnya diketahui Sunan Muria, Sehingga, Sunan Muria melerai atau menengahi mereka, Kebo Nyabrang yang merasa jengkel dengan ulah Ronggojoyo berkata kepada Sunan Muria.
"banget abote lawang mojopahit, kulo leh mbongkok ngantos Moto kulo modol ilat kulo Mele-mele malah dirusuhi, (begitu beratnya pintu gerbang mojopahit, saya yang memanggul sampai mata dan lidah saya seperti hamir keluar malah diganggu)" kata Kebo nyabrang Kepada Sunan Muria.
Kebo Nyabrang tewas Ditengah penyelesaian perkara berundinglah Kebo Nyabrang dengan Sunan Muria, Disaat Berunding Ronggojoyo sengaja melemparkan ganjal Pintu Gerbang Mojopahit Kearah Kebo Nyabrang dan mengenainya hingga akhirnya Kebo Nyabrang meninggal dunia.
Sehingga tempat terletaknya ganjal Pintu Gerbang Mojopahit yang dilempar Ronggojoyo kearah Kebo Nyabrang tersebut dan akhirnya Sunan Muria mengatakan, jika tempat tersebut menjadi perkampungan yang rame, akan diberi nama "NJELLWANG" yang diambil dari kata Ganjel Lawang.
Semantara itu, tempat terjadinya perseteruan Kebo Nyabrang dengan Ronggojoyo diberikan nama "Dolle". Nama tersebut diambil dari perkataan Kebo Nyabrang kepada Sunan Muria, yang mengatakan pada saat memanggul Pintu Gerbang Mojopahit sampai "Matane Mondol ilate Mele-mele".
Atas peristiwa tersebut Sunan Muria merasa menyesal karena permintaannya Kebo Nyabrang sampai meninggal dunia, hingga akhirnya Sunan Muria telah Mengakui bahwa Kebo Nyabrang ada putra darah dagingnya.
Penulis :Bambang
Narasumber: P. Jarot
Narasumber: P. Jarot