Bogor,suakaindonesia.com - Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Badan Pusat Statistik (2017) memprediksikan bahwa pada tahun 2017, jumlah penduduk Indonesia mencapai 261,89 juta jiwa. Jika melihat piramida penduduk Indonesia, saat ini usia penduduk didominasi oleh penduduk berusia dibawah 40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa piramida penduduk Indonesia masuk dalam tipe ekspansive. Selain itu, data demografi menunjukkan bahwa saat ini kondisi rasio ketergantungan penduduk Indonesia adalah sebesar 48,1 (Katadata, 2017). Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif menanggung penduduk usia non produktif sekitar 48-49 orang.
Namun, saat ini terdapat ancaman yang sangat serius yang mengintai generasi muda yang akan menjadi penduduk berusia produktif di masa mendatang. Ancaman tersebut salah satunya adalah dalam pola pergaulan remaja/pemuda saat ini. Kesalahan dalam pola pergaulan tersebut tentunya menciptakan dampak negatif, seperti maraknya penyakit HIV/AIDS, Narkoba dan adanya perilaku menyimpang seksual.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016) menyebutkan bahwa pada akhir tahun 2015, terdapat 36,7 juta orang yang hidup dengan HIV. Jumlah ini meningkat sebanyak 3,4 juta orang dibandingkan pada tahun 2010. Selain itu, P2PL Kemenkes RI (2015) menyebutkan bahwa pola penularan HIV berdasarkan usia selama 2010-2015 paling banyak terjadi pada kelompok usia produktif yaitu usia 25-49 tahun dan 20-24 tahun. Perilaku dan gaya hidup bebas menjadi salah satu penyebab utama banyaknya jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016) juga menyebutkan bahwa pola penularan HIV/AIDS relatif sama selama lima tahun terakhir (2010-2015), yaitu terjadi melalui perilaku heteroseksual, penggunaan Napza, kelompok laki-laki berhubungan dengan laki-laki. Adanya globalisasi dan kemudahan dalam mengakses teknologi informasi, menyebabkan pola penyebaran HIV/AIDS menjadi lebih berbahaya.
Menanggapi permasalahan dan ancaman yang nyata terhadap generasi muda yang akan menjadi agen perubahan negeri ini di masa mendatang, IMAGO Indonesia mencoba untuk melakukan suatu upaya sebagai bentuk kontribusi dan tanggung jawab kepada masyarakat. IMAGO Indonesia mencoba mengambil momen peringatan Hari AIDS pada Desember 2017 dengan mengadakan rangkaian acara terkait bahaya dari AIDS dan pola pergaulan yang harus diperhatikan oleh para generasi muda.
"Tujuan dari diadakannya rangkaian kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi kepada pelajar dan masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS, memunculkan rasa peduli terhadap ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), dan mendorong lahirnya konselor sebaya di kalangan pelajar," jelas Syahrizal Rakhman, ketua IMAGO Indonesia.
Rangkaian kegiatan yang dimulai sejak Desember 2017 ini terdiri dari berbagai lomba, penjaringan calon konselor sebaya, dan diakhiri dengan talkshow interaktif di hari Minggu (21/1) di Plaza Botani Square. "Setelah mengikuti acara ini, kami harap pelajar dan masyarakat pada umumnya menjadi lebih waspada akan bahaya HIV/AIDS ini," harap Syahrizal.
Talkshow interaktif nanti akan terbagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama akan mengupas tuntas tentang HIV/AIDS bersama dengan tiga narasumber yang sudah lama berkecimpung dengan HIV/AIDS, yaitu dr. Ayie Sri Kartika selaku praktisi program layanan HIV/AIDS di RS Marzuki Mahdi, Samuel Nugraha sebagai Direktur Eksekutif Rumah Singgah PEKA, dan Husen Basalamah yang merupakan Relawan Among Karsa.
Sesi berikutnya akan menghadirkan Prof. Dr. Ir. Euis Suharti selaku guru besar ketahanan keluarga IPB dan Ali Abdillah yang merupakan dosen muda di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Di sesi ini, moderator akan memandu jalannya talkshow yang akan membahas lebih jauh tentang pergaulan yang sehat dan cerdas agar terhindar dari bahaya HIV/AIDS.
Talkshow ini juga dimeriahkan oleh persembahan dari ibu-ibu yang tergabung dalam PIK-R dengan penampilan dance mob. Selain itu, Yane Ardian, ibu walikota sekaligus Ketua PKK Kota Bogor juga hadir memberikan sambutan. Turut hadir pula dr. Ratna Dyah, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Bogor, untuk mengukuhkan calon konselor sebaya dari pelajar.
Bule/ Wie