suakaindonesia.com, PATI – Selama Bulan Suci Ramadhan Tempat hiburan malam (tempat karaoke)di kabupaten Pati di tutup, dalam Himbauan Bupati Pati H.Haryanto MH,MM,Msi untuk penutupan tempat karaoke yang berada Di Pati telah membuat sejumlah para pekerja sebagai Pemandu Karaoke (PK) yang tersebar di sejumlah hotel dan tempat karaoke , terpaksa menganggur dan harus pulang kampung.
Hal tersebut sebagaimana seperti yang utarakan oleh Ketua Paguyuban Karaoke Pati Heri. Dia menilai, dengan ditutupnya tempat hiburan malam itu, tentunya berdampak negative pada para pekerja sebagai pemandu karaoke. Pasalnya, mereka harus kehilangan mata pencaharianya selama kurang lebih sebulan penuh.
“Sejak adanya Surat Edaran dari Bupati pada H-1 bulan puasa kita langsung tutup. Karena itu, mau tidak mau ada sekitar seribu pegawai dan pemandu karaoke dari 16 tempat karaoke yang tergabung dalam paguyuban diliburkan,” jelas heri yang juga Manager Karaoake Morsalino itu.
Sebagaimana sesuai data yang ditunjukkan pada awak media, ada sebanyak kurang lebih 500 perempuan yang bekerja sebagai Pemandu Karaoke (PK ) yang ada di Kabupaten Pati, sementara sekitar 20 persennya berasal dari luar daerah.
“Selama karaoke tutup ada sekitar 100 PK harus pulang ke kampung halamannya, sebab mereka pendatang dari luar kota, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Semarang dan Tegal,” imbuh Heri.
Menurut perkiraan ketua paguyuban jumlah PK yang harus pulang kampung dipastikan lebih banyak lagi. Sebab 100 PK itu hanya yang terdata di Paguyuban. Sedangkan di Pati banyak PK yang bekerja di tempat karaoke yang tidak tergabung dalam paguyuban tersebut. belum lagi ditambah dengan PK freelance atau panggilan di tempat-tempat karaoke lainnya.
“kalau dihitung atau dikalkulasi, banyak juga PK yang Freelance. Bahkan kalau dibandingkan dengan PK yang tetap, justru lebih banyak yang freelance ” ungkap ketua paguyuban (Bam'S)
